Di kampung lingkungan tempat tinggalku, terdapat tradisi perayaan 17 Agustusan yang kebanyakan sama dengan kampung2 yang lain, yaitu
- Doa bersama seluruh warga yg diakhiri dengan makan nasi tumpeng & gulai kambing (gulai disediakan oleh seorang dermawan rutin di kampungku)
- Panggung hiburan : campur sari & dangdut ( kalau ini kadang tergantung dana & kemauan warga, tapi biasanya, setahun sekali, kalo nggak 17 Agustusan, ya acara Tahun Baru-an). Tahun 2009 ini, panggung hiburannya nggak ada, sebagai gantinya bu RT mengadakan tukar kado seharga Rp 20.000,- dg bbrp ketentuan. Sbg warga yg baik, kami OK saja utk kerukunan warga setahun sekali, meskipun kami tahu kado yg didapat kemungkinan bukan barang yg kami butuhkan.
Tapi ada yg berbeda tahun ini, biasanya tidak diadakan lomba, meskipun untuk anak2, (dg pertimbangan anak2 kecil hanya sedikit karena memang jumlah KK di kampung kami ini juga cuma sedikit drpd RT lainnya). Tahun ini untuk ibu2 diadakan lomba tumpeng yang kemudian disantap saat malam 16 Agustusan. Untuk anak2 juga diadakan lomba meskipun hanya sebentar karena pesertanya sedikit, dan untuk bapak2 diadakan lomba sepakbola menggunakan sarung & tangkap belut. Na.. bapak2 ini tampaknya semangat 45 sekali. Semua bapak2, dr yang muda hingga yg tua ikut berpartisipasi mengikuti lomba yg dimulai sejak pkl. 08.00 - 11.00 (istirahat makan sayur asem bersama) dilanjutkan lagi pkl. 13.00 - 15.00 ( wuih.. waktu yg lama utk lomba ya..). Namun menurutku kekurangannya dalam lomba ini, yaitu hadiah hanya diperuntukkan bagi juara ke-1 dalam tiap cabang lomba. Jadi kalau suatu regu menang di lomba sepakbola, regu itu bisa juga menang di lomba tangkap belut. Kasian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar