Kamis, 22 Oktober 2009

Pengaruh Global Warming pada Tanaman2 Sekitar Kita


Sebenarnya gejala ini sudah lama kuperhatikan (sejak + 5 bulan yang lalu), namun kok ya .. baru sekarang ada ide menuangkannya dl media-ku ini. Saat ini aku sedang menikmati memelihara tanaman2 hias mengikuti anjuran aparat RT-RW-Kelurahan di lingkungan DKI (bagian dr program Jakarta hijau baru2 ini, agar setiap rumah memiliki minimal 3 pot tanaman di rumahnya, kalau tidak mampu membeli maka akan mendapat bantuan dr dana penghijauan). Eh… kok di bawah dedaunan tanaman2ku tahu2 banyak kutu putih yg cepat menyebar ke seluruh daun & batang, terutama dibagian bawah daun. Setelah kuperhatikan tanaman2 lain di sekitar rumahku, ternyata kutu2 putih ini juga telah menjangkiti hampir seluruh tanaman di Jakarta. Aku lihat ada tanaman bunga hias yg dipangkas habis di Taman Puspita Pondok Indah karena terserang kutu ini. Dan yang lainnya juga terjangkit, meski hanya pada beberapa daun saja. Di suatu tempat di Cinere, Depok, aku juga mendapati tanaman kembang sepatu yang terjangkit hingga harus dipangkas oleh pemiliknya. Pada tanaman2 di rumah, mulanya aku pisahkan antara tanaman sehat dg tanaman yg terjangkit, lalu aku potong daun & batang yg terjangkit, kemudian kubeli obat kutu di tukang tanaman. Namun setelah kubaca cara pemakaiannya, ternyata pestisida tsb amat keras/berbahaya & harus sangat berhati-hati memakainya sehingga aku takut sekali sampai2 tidak jadi menggunakannya.
Alhamdulillah tanaman yg belum terjangkit, sampai sekarang baik2 saja, hanya perlu diamati tiap hari, jika tampak kutu2 ataupun kepompongnya langsung dibuang daun atau rantingnya karena penyebaran kutu2 itu cepat sekali.. Yaa.. sudah sampai sekarang aku hanya melakukan tindakan pencegahan dg memangkas daun / ranting yg terjangkit. Aku pikir ini salah satu akibat pemanasan global (global warming). Karena perubahan iklim bahkan cuaca memungkinkan suatu organisme mengalami siklus pertumbuhan & perkembangan yg menguntungkan drpd organisme lainnya, sehingga terjadi ketidakseimbangan populasi dalam suatu ekosistem. (duh..biologi banget ya..). Dari buku ensiklopedi anak yang pernah aku baca, musuh kutu2 tanaman tsb adalah kumbang kepik (itu loh yg ada bintik2 merah pada dasar kulit hitam). Dan semut sering memelihara kutu2 untuk diambil madunya. Wah.. jadi serangga kepik ya.. yg mungkin kita butuhkan. Tapi cari dimana? Sudah nggak pernah lihat lagi sekarang, cuma dikartun saja. Mungkin memang harus ditanam tanaman yg disukai kepik sehingga kutu2 keparat itu cepat musnah ya…..

foto berisi peristiwa unik ( menurutku loh)

pagi2 saat menyuapi Daniya makan pagi di depan rumah sambil menunggu tukang odong2, tiba2 aku & bbrp ibu2 tetangga melihat seekor kalong terikat kakinya dg posisi terbalik di pohon mangga pak Irsad. Saat pagi itu kulihat, kalong itu masih berusaha berontak dr lilitan tali layangan yg nyangkut di ranting pohon mangga itu. Namun smakin siang makin sedikit rontaannya. Hingga pada sore hari tampaknya ia sudah diam saja ( mungkin sudah mati). Hingga 3 hari kalong itu masih tergantung di pohon itu, hingga aku lupa melihatnya lagi & sudah tidak ada lg di tempatnya semula. Apa mungkin sudah dimakan binatang lainnya ? entahlah aku belum konfirmasi pada pak Irsad..

- Kalau kuperhatikan, sekarang penampung air (toran) sudah menjadi suatu kebutuhan bagi penduduk Jakarta, dilihat dr makin banyaknya orang yg memilikinya (Coba deh lihat dr atas atap rumah kita, pasti kelihatan deh.. apanya??). Mungkin karen kebutuhan pengairan di Jakarta yg makin banyak, namun sumber air tdk sesuai dg harapan, shg hrs disediakan suatu penampung untuk memenuhi kebutuhan air itu. Selain itu dengan toran ini juga bisa menghemat listrik karena pompa air tidak terus-menerus menyala ( listrik startingnya besar euy..). Tapi harus diperhatikan juga masa pemakaian toran ini. Seperti yg dialami tetanggaku, pada suatu siang yg terik, tiba2 terdengar suara ledakan “TAARRR” “Byuuurrrrr” ada aliran air dr atas atap rumah Pak Sarjiman. Penghuni rumah langsung keluar memastikan ada kejadian apa. Aku yang kebetulan berada di teras rumah, langsung keluar mencari tahu, dan ternyata toran tetanggaku itu retak panjang sekali & air mengalir dg derasnya, belum berhenti, mungkin hingga airnya habis nantinya. Setelah menengok ke rumah tetanggaku itu, kuketahui umur torannya telah mencapai 13 th. ( Lama juga ya.. tapi aku nggak tahu juga sih idealnya bisa bertahan brp tahun sebuah toran

Lomba 17-an di Kampung-ku



Di kampung lingkungan tempat tinggalku, terdapat tradisi perayaan 17 Agustusan yang kebanyakan sama dengan kampung2 yang lain, yaitu
- Doa bersama seluruh warga yg diakhiri dengan makan nasi tumpeng & gulai kambing (gulai disediakan oleh seorang dermawan rutin di kampungku)
- Panggung hiburan : campur sari & dangdut ( kalau ini kadang tergantung dana & kemauan warga, tapi biasanya, setahun sekali, kalo nggak 17 Agustusan, ya acara Tahun Baru-an). Tahun 2009 ini, panggung hiburannya nggak ada, sebagai gantinya bu RT mengadakan tukar kado seharga Rp 20.000,- dg bbrp ketentuan. Sbg warga yg baik, kami OK saja utk kerukunan warga setahun sekali, meskipun kami tahu kado yg didapat kemungkinan bukan barang yg kami butuhkan.
Tapi ada yg berbeda tahun ini, biasanya tidak diadakan lomba, meskipun untuk anak2, (dg pertimbangan anak2 kecil hanya sedikit karena memang jumlah KK di kampung kami ini juga cuma sedikit drpd RT lainnya). Tahun ini untuk ibu2 diadakan lomba tumpeng yang kemudian disantap saat malam 16 Agustusan. Untuk anak2 juga diadakan lomba meskipun hanya sebentar karena pesertanya sedikit, dan untuk bapak2 diadakan lomba sepakbola menggunakan sarung & tangkap belut. Na.. bapak2 ini tampaknya semangat 45 sekali. Semua bapak2, dr yang muda hingga yg tua ikut berpartisipasi mengikuti lomba yg dimulai sejak pkl. 08.00 - 11.00 (istirahat makan sayur asem bersama) dilanjutkan lagi pkl. 13.00 - 15.00 ( wuih.. waktu yg lama utk lomba ya..). Namun menurutku kekurangannya dalam lomba ini, yaitu hadiah hanya diperuntukkan bagi juara ke-1 dalam tiap cabang lomba. Jadi kalau suatu regu menang di lomba sepakbola, regu itu bisa juga menang di lomba tangkap belut. Kasian kan yg nggak menang, tapi udah capek2 ngejar bola ber-panas2 ria…kan? Pendapatku, lomba 17-an ini seharusnya diutamakan meningkatkan semangat kebersamaan antar warga dengan mengesampingkan segala perbedaan antar warga & jangan sampai menimbulkan kecemburuan apalagi persaingan yg tdk sehat antar warga ya.nggak?? Sebaiknya semua peserta diberikan hadiah hiburan yg sama rata, dg tidak mengesampingkan juara ke-1 s/d ke-3 berupa hadiah yang harga nominalnya memiliki sedikit perbedaan. Semoga tahun besok lebih baik lagi perayaan 17-an di kampungku