Senin, 29 Maret 2010

Bakar Ikan di Puncak



Weekend 20-21 Maret 2010 kmarin, Aku & 4 keluarga tetangga-ku jalan2 ke Puncak. Kami semua mempunyai 1 kepentingan, refreshing hemat…Jadilah, kami menginap di tempat yg aku tahu hemat, tapi fasilitasnya gak ngecewain, yaitu di Wisma Tugu Depag. Ternyata tempatnya msh spt setahun yll, masih asri & nyaman. Untuk makanan, kami sengaja menyusun acara bakar ikan dimalam harinya !! so.. sekalian aja kami menyiapkan santapan utk makan siang, makan malam & sarapan..Repot?? ngak lah ya.. karena menunya sudah disusun sedemikian rupa, agar hanya dg membawa magic com kami bisa masak sayur, masak nasi, memanaskan, mengukus dlsbnya. Utk lauk sudah kami siapkan : rendang, ayam goreng, tahu-tempe goreng, bakso kuah, teri balado & ikan nila merah goreng dr rumah. Disana msh bisa masak sayur asem, sop dgn bahan2 & bumbu yg sudah disiapkan. Beres kan....




Kali ini Cuma bberapa kami saja yg Teawalk ke GunungMas, ya..karena anak2 kami yg msh SD hrs Midtest hari seninnya. Jadi..ya ke taman Matahari aja biar anak2 senang tapi nggak kecapean kr bisa pulang siang2 ke Jakarta. Tm Matahari yg tempo hari diberitakan tutup kr izinnya belum kelar, ternyata udah buka lagi, n fasilitas permainannya udah nambah lagi loh.. Daniyya yg belum kesampaian naik bebek, kali ini bisa naik. Kk Indi juga nyoba Trampolin di Kids adventurenya yg permainannya Cuma Rp 15.000,- belum lagi kalo liat arung jeramnya, Cuma 25.000, meskipun tracknya dekat. Paling tidak sensasi rasa petualangan arung sungainya bs ikut merasakan mesti tdk se-mencekam CiTarik. Kayaknya besok2 pengin deh coba weekend ke Garut. Pasti enak... cari informasi dulu ya....

Rabu, 17 Maret 2010

Masih Ada Cara Lain Telkom

Ternyata yang aku khawatirkan terjadi juga. Pihak Telkom telah mengganti rincian biaya pemakaian telepon. Ketika aku bayar tagiha Telkom bulan Maret ini di tempat biasa, yaitu di loket BNI, rincian tdk spt bulan2 yg lalu, tapi menjadi :
Abonemen : - , Biaya tagihan tetap (btt) : 65.000, Lokal : 11.000, SLJJ : 32.000, ponsel : 3.300, hemat tagihan tetap : - 26.500, PPN : 8.600 Jadi total : 95.000,-. Wah.. bisa bobol kantong ini kalau untuk membayar telpon fix saja hampir mencapai 100rb. Belum lagi utk beli pulsaku, pulsa suamiku, & tagihan internet StarOne. Bagi ibu2 yg mengatur uang belanja spt aku, hal ini mjd masalah yg bikin pusing!!
Seharusnya Telkom bisa lebih arif menghadapi persaingan dg operator telpon lainnya. Mengingat pelanggan residensial merupakan pelanggan terbanyak, kurang bijak rasanya jika kami yg menanggungnya. Jika dg strategi menghilangkan abonemen tapi menambah spec btt . Trus kalo sudah ada btt, kenapa masih ada rincian biaya lokal, sljj, selular , dll ??? Apakah telkom sudah memikirkan efek jika banyak pelanggan yg protes bahkan sampai berhenti berlangganan jika tarifnya lebih mahal dr telpon selular?? Mengingat keadaan ekonomi sekarang ini cukup sulit ??
Sebenarnya pihak telkom sempat mensosialisasikan kebijakan barunya ini dg menelpon pelanggannya, salah satunya ya.. saya ini, (tapi saya tanya tetangga lainnya tdk pernah ditelpon tuh..) namun waktu itu pihak cs telkom dg suara seorang operator wanitanya yg mendayu-dayu menginformasikan spt ini kira2 : " Ibu.. saya dr telkom ingin menginformasikan bahwa mulai bulan depan (Maret red.) ibu akan free abonemen, free satukali sljj, dan ibu dikenakan biaya tagihan tetap sejumlah 65.000. informasi lebih lengkap bisa menghub 147". Demikian pemberitahunan yang aku pahami waktu itu. Aku mencoba menghub 147 utk menanyakan bagaimana ketentuan sebenarnya?? kucoba terus tapi tdk pernah berhasil menghub 147 karena tdk ada nadanya.. sampai akhirnya berganti bulan & tagihan pun keluar.. ternyata perhitungan pemakaiannya tidak seperti yang aku pahami.
Cobalah telkom sbg BUMN yang mempunyai visi ikut memajukan pertelekomunikasian demi kesejahteraan masyarakat, untuk ikut mencoba prihatin bersama masyarakat, Karena tampaknya memang sekarang masanya telpon selular berjaya.. so.. telpon fixed (telpon rumah red.) tinggal kenangan deh jika kalah bersaing .... apalagi kalau strategi yg ditempuh, ternyata banyak merugikan pelanggan. Jadi sebaiknya dicari alternatif lain yang tidak membuat pelanggan kecewa & merasa berat ataupun terpaksa mengikutinya. Semoga mjd bahan renungan utk perbaikan semua pihak