Ternyata yang aku khawatirkan terjadi juga. Pihak Telkom telah mengganti rincian biaya pemakaian telepon. Ketika aku bayar tagiha Telkom bulan Maret ini di tempat biasa, yaitu di loket BNI, rincian tdk spt bulan2 yg lalu, tapi menjadi :
Abonemen : - , Biaya tagihan tetap (btt) : 65.000, Lokal : 11.000, SLJJ : 32.000, ponsel : 3.300, hemat tagihan tetap : - 26.500, PPN : 8.600 Jadi total : 95.000,-. Wah.. bisa bobol kantong ini kalau untuk membayar telpon fix saja hampir mencapai 100rb. Belum lagi utk beli pulsaku, pulsa suamiku, & tagihan internet StarOne. Bagi ibu2 yg mengatur uang belanja spt aku, hal ini mjd masalah yg bikin pusing!!
Seharusnya Telkom bisa lebih arif menghadapi persaingan dg operator telpon lainnya. Mengingat pelanggan residensial merupakan pelanggan terbanyak, kurang bijak rasanya jika kami yg menanggungnya. Jika dg strategi menghilangkan abonemen tapi menambah spec btt . Trus kalo sudah ada btt, kenapa masih ada rincian biaya lokal, sljj, selular , dll ??? Apakah telkom sudah memikirkan efek jika banyak pelanggan yg protes bahkan sampai berhenti berlangganan jika tarifnya lebih mahal dr telpon selular?? Mengingat keadaan ekonomi sekarang ini cukup sulit ??
Sebenarnya pihak telkom sempat mensosialisasikan kebijakan barunya ini dg menelpon pelanggannya, salah satunya ya.. saya ini, (tapi saya tanya tetangga lainnya tdk pernah ditelpon tuh..) namun waktu itu pihak cs telkom dg suara seorang operator wanitanya yg mendayu-dayu menginformasikan spt ini kira2 : " Ibu.. saya dr telkom ingin menginformasikan bahwa mulai bulan depan (Maret red.) ibu akan free abonemen, free satukali sljj, dan ibu dikenakan biaya tagihan tetap sejumlah 65.000. informasi lebih lengkap bisa menghub 147". Demikian pemberitahunan yang aku pahami waktu itu. Aku mencoba menghub 147 utk menanyakan bagaimana ketentuan sebenarnya?? kucoba terus tapi tdk pernah berhasil menghub 147 karena tdk ada nadanya.. sampai akhirnya berganti bulan & tagihan pun keluar.. ternyata perhitungan pemakaiannya tidak seperti yang aku pahami.
Cobalah telkom sbg BUMN yang mempunyai visi ikut memajukan pertelekomunikasian demi kesejahteraan masyarakat, untuk ikut mencoba prihatin bersama masyarakat, Karena tampaknya memang sekarang masanya telpon selular berjaya.. so.. telpon fixed (telpon rumah red.) tinggal kenangan deh jika kalah bersaing .... apalagi kalau strategi yg ditempuh, ternyata banyak merugikan pelanggan. Jadi sebaiknya dicari alternatif lain yang tidak membuat pelanggan kecewa & merasa berat ataupun terpaksa mengikutinya. Semoga mjd bahan renungan utk perbaikan semua pihak